html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Monday, January 22, 2007

MASA LALU
Apa arti masa lalu ? Coba tanyakan itu pada Koes Hendratmo. Kenapa mesti dia ? Begini ceritanya. Koes Hendratmo kawin umur 27. Ketika umur 61 dia kepincut pada wanita lain. Sejak itu dia kabur dari istrinya selama 2 tahun. Tidak perlu memperdebatkan mengenai arti cinta. Kita coba diskusi tentang waktu. Memori Koes pasti menyimpan kenangan kebersamaan dengan Herda selama 34 tahun. Memang, tidak semua waktu 34 tahun itu semata-mata berisi kebersamaan dengan istrinya. Tapi, apakah memori kita mampu memilah-milah mana saat-saat kita bersama istri dan kapan saat-saat tidak bersama istri sehingga begitu mudah menekan tombol “delete” ? Kenangan selalu campur baur tidak keruan. Kenangan satu selalu memicu kenangan yang lain. Kenangan kita akan istri sebenarnya mungkin dipicu oleh kenangan akan sebuah tempat yang indah. Apakah menghapus kenangan tentang istrinya sekaligus menghapus kenangan tentang tempat indah tersebut ? Katakanlah si Koes punya kenangan indah menikmati matahari terbenam di Legian bersama Herda. Bahkan ketika sendirian melihat matahari terbenam di Legian pun otak Koes langsung bereaksi dengan memunculkan wajah Herda dan segala aroma tubuh yang menyertainya. Nah, ketika Koes menghapus semua kenangan bersama Herda, apakah itu berarti secara otomatis pantai Legian tidak indah ? Atau mungkin saja pantai Legian tetap indah tapi tidak terkait dengan Herda ? Tidak mungkin ! Otak manusia berevolusi. Ota manusia selalu mengalami perubahan dan mutasi secara bertahap. Otak tidak pernah bisa menjadi sesuatu yang tambal sulam: Satu bagian dihilangkan dan diganti dengan bagian lain. Otak dan kenangan tidak bisa diprogram ulang seperti software (mungkin saja ada di film science ficition, yang --untungnya-- tidak akan terjadi dalam waktu dekat).

“Listeners, saya mencoba menempatkan diri saya seperti Koes Hendratmo. Ini bukan soal kawin lagi atau tidak. Ini lebih soal bagaimana kita berhadapan dengan masa lalu kita. Di usia 61 tahun saya ketemu perempuan yang bisa membuat saya lebih muda empat puluh tahun. Saya kembali menjadi 21. Cinta saya meluap-luap. Sesekali saya memang merasakan tulang saya bukan lagi tulang muda, tapi semangat saya membara. Karena umur saya berubah menjadi 21 tahun, saya merasa bukan masalah besar jika kenangan 34 tahun hilang dari memori saya. Masa lalu ya masa lalu. Saya bosan menjadi tua. Saya ingin melupakan menjadi tua. Saya ingin menikmati kegairahan sebagai anak muda.” Listeners, mungkin begitu yang dikatakan Koes Hendratmo. Tapi listeners, berapa lama cinta membara bisa bertahan ? Sebulan ? Setahun ? Kayaknya sih nggak pernah lebih dari setahun deh. Setelah itu, selamat datang kembali di dunia realitas bahwa kenangan tidak pernah hilang. Masa lalu lah yang membuat kita menjadi seperti sekarang.”

Comments: Post a Comment

This page is powered by Blogger. Isn't yours?