html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Monday, May 28, 2007

BIASA
Hidup ini biasa saja. Tiap pagi berangkat ke kantor seperti biasa. Cuap-cuap di depan corong seperti biasa. Sesekali ada pendengar yang menyampaikan komentar aneh bin ajaib, seperti biasa. Pulang ke rumah di atas jam 9 seperti biasa. Betap biasanya hidup ini sehingga ada orang-orang yang perlu memberi definisi yang gagah supaya hidup tidak terkesan biasa. “Hidup adalah bendera perang. Harus tegak dan terus dibawa dalam keadaan apapun. Biar luka atau robek, bendera harus terus dibawa sampai tujuan.” Begitu kata Ken Sudarto –almarhum-- mengutip omongan seorang pujangan dari Inggris. Hidup ini biasa saja. Karena kita bagian dari orang-orang biasa. Kita masih menjadi karyawan biasa. Tiap bulan digaji seperti biasa. Berusaha setengah mati untuk menabung. Tapi akhirnya di akhir tahun harus berhutang seperti biasa. Rumah dengan ukuran tidak lebih dari rumah orang-orang biasa lainnya. Memiliki mobil yang banyak dimiliki orang biasa. Saking biasanya sehingga ada orang-orang yang merasa sangat perlu tampil luar biasa satu kali –minimal—dalam hidupnya.. Misalnya, ikut Indonesian Idol meski sama sekali tidak punya modal suara (tampang apalagi, yang penting bisa sekian detik menghiasi layar kaca jutaan orang biasa) atau nekat mendatangi tamara blezinsky dan mengatakan jatuh cinta dan selayaknya menikah atau menerbitkan buku berjudul “Indonesia Negara Tanpa Korupsi.”
Hidup ini biasa saja. Sebagian besar orang menerima takdir untuk menjalani hidup sebagaimana orang biasa. Sebagian kecil berusaha menyangkalnya sekuat tenaga. Fakta adanya yang menerima dan yang menyangkal adalah bagian dari hidup yang biasa toh.
Hidup ini biasa saja. Makan ketika lapar. Minum ketika haus. Biasa. Mandi dua kali sehari adalah biasa. Mungkin ada yang perlu menjadi tidak biasa dengan cara tidak mandi berhari-hari. Namun yang luar biasa kemudian adalah baunya. Reaksi yang diterima tetap seperti biasa. Ekspresi orang yang jengkel. Ekspresi orang-orang yang mencemooh betapa orang ini aneh karena tidak hidup seperti orang-orang biasa. “sekali berarti sudah itu mati” kata Chairil Anwar. Apa maknanya ? Ya itu tadi. Kita mungkin sekali dalam hidup dianggap luar biasa. Tapi reaksi tetap biasa. Semesta tetap beredar seperti biasa. Kemudian menjadi tua seperti biasa. dan akhirnya mati menjadi orang biasa.

“Listeners, saya tak heran jika anda tetap biasa mendengar omongan saya yang memang biasa-biasa saja ini tiap hari. Hidup memang biasa saja.”

This page is powered by Blogger. Isn't yours?