html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Thursday, March 27, 2008

HIDUP TENANG
“Tiga tahun dari sekarang saya ingin hidup tenang. Tinggal di pinggiran kota yang tidak terlalu kecil dan masih punya akses ke kota besar.”
”Hidup tenang dalam pengertian seperti apa ?”
”Ya hidup tenang. Melakukan sesuatu yang ingin aku lakukan.”
”Emang apa yang ingin kamu lakukan ?”
”Nonton tv selama yang aku suka. Malas-malasan selama yang aku suka.”
”Emang sekarang nggak bisa melakukan itu ?”
”Mana bisa ..... Anakku kan masih perlu uang buat sekolah.”
”Tiga tahun lagi tidak perlu uang untuk sekolah ?”
”Mmm...mungkin masih perlu. Tiga tahun lagi anakku kelas 3 SMA.”
”Jadi persisnya berapa lama lagi kamu bisa hidup tenang ? Setelah anakmu lulus kuliah ?”
”Mmm mungkin.”
”Berarti masih tujuh tahun lagi ?
”Iya.”
”berarti selama 7 tahun kamu menanti hidup tenang yang membut hidup kamu sesungguhnya jadi tidak tenang ?”
”????”

Itu percakapan Aryo dengan sepupunya, Rianto, 7 tahun lalu. Rianto. Aryo kini menatap Rianto yang masih banting tulang mengerjakan tugas-tugas akuntansi di sebuah perusahaan cargo. Garis-garis wajahnya sama sekali jauh dari kesan hidup tenang. Apa yang salah dengan keinginan hidup tenang ? Mungkin tidak salah. Mungkin konsepnya yang salah. Jika hidup tenang itu diartikan sebagai hidup yang sama sekali streril dari konflik dan stress, jelas itu keinginan yang mustahil. Tapi kita bisa menggunakan konsep hidup tenang yang lain, yaitu: hidup yang tenang menghadapi konflik, tenang menghadapi masalah, tenang menghadapi ketidakadilan, tenang menghadapi persoalan, ah... ternyata kita bisa hidup tenang sambil tetap cari uang buat anak sekolah.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?