html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Sunday, September 12, 2004

MUNIR
Halaman ini khusus saya persembahkan pada Munir. Seseorang yang yang saya kenal sebatas lewat koran dan majalah. Tapi, anehnya, saya menangis ketika mendengar kabar dia meninggal. Saya seperti kehilangan sahabat. Yang lebih parah, saya seperti kehilangan harapan untuk percaya masih ada orang jujur lain setelah dia. Saya berlebihan ? O come on !
Bisa bayangkan nggak sih, masih ada orang yang dengan sengaja memilih cukup bersepedamotor saja meski ada kesempatan yang begitu terbuka untuk punya BMW. Saya bergidik mendengar cerita hadiah ratusan juta dari Swedia. Hadiah itu langsung dibagikan kepada orang yang memerlukan, dan dia minta sedikit hanya untuk ibunya. Seorang temannya berkomentar: “betapa absurdnya ini. Uang yang jelas-jelas menjadi hak dia, tidak “mampu” ia terima.”
Saya terdiam. Mengenang semua remeh temeh yang selama ini saya geluti. Karir, side job untuk menambah angka tabungan, sedikit kekayaan untuk pamer ke lawan jenis, mmm….

Halaman ini khusus saya persembahkan untuk Munir. Orang yang memberi inspirasi tentang arti bertindak. Tanpa embel-embel moral. Tanpa koar-koar tentang akhlak. Sementara pemuka agama sibuk berkhotbah tentang nurani dan kebajikan. Tapi yang diurusi sebatas berkomentar tentang efek buruk sebuah ciuman dalam film.

Halaman ini khusus saya persembahkan untuk Munir. Bukan sebagai forum memuji-muji. Tapi sekadar melampiaskan kemarahan. Atas ketidakberdayaan diri saya pribadi melawan godaan menikmati remeh temeh.

Cak Munir, selamat jalan.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?