html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Thursday, April 17, 2008

ASOSIASI
Arisan bukan monopoli perempuan. Aryo saat ini berada di kumpulan arisan para laki yang tergabung secara formal dengan nama Asosiasi Para Lelaki Tidak Mampu Punya Istri Cantik (APLMPIC, supaya enak diucapkan menjadi APALEMPIC). Asosiasi ini secara resmi didaftarkan sebagai ormas pada 15 Maret 2007. Meski baru setahun, anggotanya sudah mencapai 207 orang. Diperkirakan akan bertambah terus hingga melebih seribu pada tahun ini. Ketuanya, Broto Samiaji, mengatakan para laki-laki agak alergi dengan asosiasi yang jelas-jelas mencantumkan kata ”tidak mampu”. Apalagi ketidakmampuan itu dikaitkan dengan persoalan mendapatkan perempuan cantik. Tapi seiring bertambahnya kematangan, laki-laki akan makin mendekati kejujuran.

Aryo mengundang Apalampic ini ke studio untuk menjelaskan alasan-alasan aosiasi ini didirikan. Acara dimulai dengan penjelasan salah satu anggota, James Gundah, tentang alasannya masuk asosiasi ini.
”Awalnya saya termasuk orang yang kecewa karena tidak mampu punya istri cantik. Saya dulu pingin banget memperistri Luna Maya. Selama 2 tahun saya cuma mendapat penolakan dari dia. Bahkan untuk ketemu tatap muka aja nggak pernah berhasil. Yaaa...akhirnya saya dapat perempuan yang selama ini kasihan melihat saya mengejar-ngejar Luna tanpa hasil. Istri saya tidak cantik. Setelah menikahi dia saya seakan-akan menjadi laki-laki yang gagal total: begitu malangnya nasib saya sehingga cuma bisa mendapatkan perempuan yang kasihan sama saya. Hingga akhirnya saya masuk asosiasi ini. Baru setelah itu saya mempunyai alasan untuk mensyukuri ketidak mampuan saya memperistri perempuan cantik.”
”Apa yang Anda syukuri ?”
”Ketidakmampuan saya memikat perempuan cantik membuat saya mendapatkan perempuan yang mempunyai permintaan-permintaan yang bisa saya penuhi sesuai batas-batas kemampuan saya.”

Aryo mengerutkan kening. Kalimatnya kok rumit amat. Tapi intinya sederhana: istri cantik menuntut terlalu banyak. Aryo menatap James. Orang ini terkesan lugu ketimbang sok tahu. Dalam lubuk hatinya, Aryo mempercayai orang ini. Aryo belum kawin, dan kebetulan saat ini dia pacaran dengan perempuan yang parasnya cukup cantik (maklum mantan foto model). Benarkah permintaan-permintaan si pacar ini nantikanya ketika menjadi istri berada di luar batas-batas kemampuannya sebagai seorang laki-laki ?

Seorang pendengar menelpon.
”Ah itu bisa-bisanya mas James saja. Anda tak lebih seorang pecundang yang berusaha mencari justifikasi terhadap ketidak mampuan anda. Coba lihat Sukarno. Sukarno punya banyak punya istri cantik tapi semuanya patuh dan setia pada apa kata sukarno.”

Mendapat tanggapan seperti itu, James tetap tenang. Bahkan sempat tersenyum seakan-akan itu pertanyaan yang sudah ada dalam kendalinya.
”Saya memang pecundang. Karena itu saya tidak berhak mendapatkan perempuan cantik. Biarlah orang seperti Sukarno yang mendapatkan, atau Hugh Heffner, atau mungkin Anda. Saya kan bilang batas kemampuaan saya, bukan batas kemampuan semua laki-laki. Jadi, batas kemampuan Sukarno dan saya pasti jauh berbeda. Nah, anda sudah dapat poin saya kenapa saya bersyukur ?”

Di seberang telpon tidak ada jawaban. James telah menjawab dengan telak. Telak pula bagi Aryo hingga dia berpikir: apakah tidak sebaiknya dia bergabung dengan asosiasi ini supaya bisa lebih jujur terhadap diri sendiri ?

This page is powered by Blogger. Isn't yours?