html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Tuesday, February 21, 2006

RUANG
Apa bedanya menjadi kritis dan nyinyir ? Kata mungkin berbeda tapi situasinya seringkali sulit dibedakan. Aryo merasakan itu ketika kemarin selesai menonton premiere “Ruang” yang disutradarai Teddy Soeriatmadja. Aryo menemukan banyak kelemahan. Salah satunya paling vital: kenapa sutradara kebanyakan tidak menganggap film sebagai sebuah ide, tapi lebih sebagai karya audio-visual. Visual dan audio digarap dengan sangat baik tapi tidak menawarkan ide apapun. “Ruang” sangat terinspirasi dengan Bridge of Madison County. Itu sangat kelihatan. Diawali dengan pertemuan dua kakak beradik untuk membuka kotak peninggalan ibu, kemudian cerita bergulir berdasarkan cerita dari surat ibu. Bedanya, di Bridge of Madison County tuturan cerita berasal dari orang pertama, yaitu si ibu, sebagai pelakunya. Di “Ruang”, si ibu bercerita tentang kisah cinta bapak dengan ibu lain, yang tidak diketahui si anak. Agak tidak masuk akal juga bagaimana seorang istri bisa bercerita dengan sangat mendetail mengenai kisah cinta suaminya dengan perempuan lain (meskipun ini bukan perselingkuhan).

Ingin rasanya Aryo langsung memberi ucapan kepada sutradaranya “Anda kelihatan sangat terinspirasi oleh Bridge of Madison County”. Tapi, muncul pertanyaan, perlukah kita bersikap kritis terus terhadap orang lain ? Apakah ini namanya bukan nyinyir ? Aryo akhirnya mampu menahan keinginannya itu.

Karena itu, Aryo pulang dengan sedih. Aryo merasa telah terlalu banyak mengeluarkan kata-kata kritikan. Rasanya begitu melelahkan. Seakan tidak pantas. Mulai dari menonton “Di Sini Ada Setan” hingga sekarang “Ruang”, rasanya jauh lebih banyak mencela daripada memuji. Rasanya sangat tidak rela untuk berbasa-basi “Selamat. Filmnya bagus” hanya untuk memelihara pertemanan. Tapi di sisi lain, Aryo merasa tidak ada jalan lain untuk ikut terlibat selain memberikan skenario dalam bentuk jadi. Skenario yang menawarkan ide, bukan sekadar karya audio-visual. Aryo sedih karena tidak bisa membayangkan kapan skenario itu selesai.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?