html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Monday, May 01, 2006

DUNIA-AKHIRAT
Aryo kenyang dengan berbagai nasehat yang mengatakan “Jangan terlalu mementingkan persoalan keduniaan. Mulailah menabung untuk bekal di akhirat.” Aryo mencoba mencerna. Kalimat tersebut tak lebih sebagai ungkapan mendikotomi dunia-akhirat menjadi baik-buruk. Dunia adalah sumber keburukan. Dunia secara riel dianggap sebagai kata benda yang bisa memalingkan manusia dari Tuhan. Aryo jadi ingat tetangga sebelah rumah, Pak Miskun. Dia siang-malam menjadi pemulung dan uangnya hanya cukup untuk makan sehari istri dan dua anaknya. Apakah Pak Miskun bisa dianggap sebagai orang yang terlalu mementingkan urusan keduniaan ?

Kekenyangan Aryo telah memunculkan rasa muak. Betapa pemilahan itu telah membawa kita pada kesalahan cara pikir yang parah ! Seakan-akan akhirat itu ruang kosong yang siap diisi dengan berbagai doa dan ibadah kita. Apakah Tuhan begitu abainya sehingga tidak memperhitungkan kerja keras orang yang berusaha memperbaiki dunia ?

Di sebuah stasiun tv, minggu lalu ditayangkan sosok seorang ibu yang berjuang menafkahi kedua anaknya dengan bekerja sebagai tukang ojek. Ini tayangan yang menggugah perasaaan. Seorang ibu akan menempuh segala cara jika itu menyangkut mati-hidup anaknya. Tapi komentar si ustad dalam acara ini justru menjadi anti klimaks. “Pekerjaan si ibu ini tetap persoalan dari sisi agama karena pekerjaannnya membuat dia selalu bersentuhan laki-laki yang bukan muhrimnya”.

Aryo terdiam. Dahinya mengeras seakan sedang menahan kemarahan. Tapi kemudian ... perasaannya berubah jadi sedih: betapa pemilahan dunia-akhirat membuat kita tidak punya rasa hormat pada orang lain.

Comments: Post a Comment

This page is powered by Blogger. Isn't yours?