html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Friday, October 07, 2005

SAKIT
Aryo termasuk jarang sakit. Tapi kali ini kesehatannya terancam sesuatu yang serius. Ada batu di ginjalnya. Gejalanya dimulai ketika Aryo demam di tengah malam. Terasa sakit ketika kencing dan ada darah. Besoknya Aryo ke dokter. Karena hari Sabtu, yang tersedia cuma dokter umum. Dari pemeriksaan urine terlihat ada yang tidak beres. Sehingga dilakukan pemeriksaan USG. Terlihat “benda” kecil di ginjal. Dokter menyatakan tidak terlalu parah karena hanya berupa butiran-butiran pasir. Karena itu dokter hanya memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi. Pengobatan cukup berhasil. Selama seminggu aman-aman saja. Memasuki minggu ketiga, kumat dan lebih parah lagi. Darah lebih banyak. Akhirnya periksa ke dokter spesialis urologi. Begitu melihat USG, dokter langsung yakin itu adalah “batu” dan butuh perhatian serius. Aryo dijadwalkan foto dan diberi obat. Harga obat sekitar Rp. 500.000. Sebelum foto, dua hari sebelumnya harus makan bubur dan kecap saja. Wow. dan, di hari pemfotoan, tepat jam 10 harus minum garam inggris. 8 jam puasa total menjelang foto. Akibat garam inggris Aryo juga baru tahu: semua isi perut terkuras. Akhirnya tepat jam 6 di foto. Mau tahu harganya ? Rp 475.000. Untuk keperluan foto juga harus beli obat untuk membuat kontras ginjal saat difoto. Harganya Rp. 275.000.

Sekarang Aryo sudah cukup tenang. Setelah minum obat beberapa hari, dipastikan tidak ada batu lagi di ginjalnya. Tapi ada hal lain yang membuatnya tidak tenang: harga obat. Baru tadi pagi Aryo baca laporan kompas tentang para buruh bangunan. Biasanya mereka dengan Rp 3.000 bisa makan dengan lauk telur, sekarang tidak bisa lagi sejak kenaikan BBM. Harga obat pasti lebih mahal dari sepiring nasi berisi sayur dan telur. Dengan kata lain, sakit adalah kemewahan. Orang miskin sama sekali tidak diperkenankan sakit. Masih ingat kan pelajaran ekonomi di SMP ? Ada kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Begitu naifnya saat itu sehingga seakan-akan setiap orang Indonesia mempunyai kebutuhan primer, sekunder dan tersier yang sama. Buat sebagian orang, makan dengan sayur dan ayam adalah kebutuhan primer, tapi buat orang lain bisa jadi kebutuhan sekunder atau malah tersier karena begitu jauhnya untuk dijangkau. Buat orang tertentu, obat adalah kebutuhan primer dalam kondisi sakit. Buat orang lain, obat adalah kebutuhan tersier, apapun kondisinya.

Comments: Post a Comment

This page is powered by Blogger. Isn't yours?