html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Monday, October 17, 2005

OPTIMIS-SKEPTIS
Ada begitu banyak teori tentang perbedaan perempuan-laki-laki. Aryo ingin menyumbang satuuuu teori saja (terserah ini mau dianggap teori atau kesimpulan dari obrolan di warung kopi). Teori Aryo: Perempuan cenderung optimis, dan laki-laki cenderung skeptis. . Optimis dan Skeptis di sini menyangkut cara pandang terhadap pasangannya. Perempuan memandang pasangannya sebagai obyek yang memiliki banyak peluang untuk berubah ke arah yang lebih baik. Mau bukti ? Banyak tuh perempuan yang mau menikah dengan laki-laki yang --melalui kacamata umum—sulit sekali untuk menjadi lebih baik. Misalnya, pecandu narkoba. Ada banyak contoh perempuan tetap mau dinikahi laki-laki yang jelas-jelas --umpamnya-- pecandu narkoba (contoh, pasangan Pipik dan Ustadz Jefri). Bagi perempuan, seorang pecandu pun mempunyai peluang untuk menjadi lebih baik. Tidak demikian halnya dengan laki-laki. Sekali laki-laki menganggap pasangannya “tidak layak”, maka tidak ada lagi hari esok. Tidak ada kemungkinan untuk menjadi lebih baik. Karena itu sangat-sangat jarang seorang laki-laki bisa menerima pasangannya yang pecandu narkoba. Pikiran laki-laki “emangnya gue suster buat dia ?!!!” Laki-laki skeptis. Kalau hari ini tidak layak, maka besok pun tidak akan pernah menjadi layak. Laki-laki sulit memberi kesempatan –entah lewat perpanjangan hubungan, apalagi lewat pernikahan —kepada pasangannya untuk menjadi lebih baik. Laki-laki cenderung melihat pasangannya dalam konsep kekinian. Kini adalah segalanya.

Optimisme perempuan mempunyai dua sisi mata uang. Contoh berikut ini menjelaskan satu sisi: Windi --teman Aryo satu ini baru saja menceritakan nestapanya-- berhubungan dengan laki-laki yang sudah beristri. Ia optimis hubungannya ini akan berbeda dengan banyak hubungan perempuan lain dengan laki-laki berisitri. Tapi optimisme ini kandas. Si laki-laki tak kunjung bercerai, malah Windi kena labrak si istri. Sisi pertama mengarahkan perempuan sebagai korban.
Sisi kedua, kebalikannya, justru menjadi sumber kekuatan bagi laki-laki. Optimisme perempuan membuat laki-laki punya niat untuk berubah, bahkan di sebagian kasus membuat laki-laki tergerak untuk melakukan tindakan konkret. Pipik menjadi unsur penguat sehingga Ustadz Jeffri menjadi seperti sekarang ini.

Comments: Post a Comment

This page is powered by Blogger. Isn't yours?