Monday, August 15, 2005
MEMBERI
Menjelang 17 Agustus. Ada baiknya kita bicara tentang ‘indonesia’. Apalagi hari ini cukup bersejarah karena terjadi penandatangan nota kesepahaman antara RI dan GAM. Tapi apakah ini keberhasilan ? Masih mungkinkah ini disebut keberhasilan jika kita memberi konsesi begitu besar pada GAM (bayangkan, GAM mendapatkan 70% dari hasil perekonomian Aceh) ?
Jika ini bukan keberhasilan, keberhasilan apa yang bisa disebut sepanjang 60 tahun Indonesia merdeka ? . Jadi ingat karikatur Sukribo di KOMPAS “60 tahun jadi negara merdeka, panjat pinang hadiahnya tetap saja ember !!!”
Aryo duduk memandangi mic. Alangkah enaknya jadi anak-anak. Peringatan kemerdekaan tak lebih karnaval dengan kostum warna-warni. Tidak dipusingkan dengan naiknya harga minyak mentah, utang luar negeri, angka kriminalitas yang meningkat, korupsi yang makin dimaklumi eksistensinya, atau apapun namanya. Sampai sekarang pun masih ada karnaval. Masih ada lomba krupuk dan panjat pinangJadi, apa pedulinya sekarang ulang tahun yang ke 60, 45 atau 70 tahun.? Di ulang tahun ke berapa pun lomba krupuk dan panjat pinang dijamin tetap ada.
Aryo masih memandangi mic. Jika dia diberi kesempatan untuk bicara --sebagai satu-satunya kesempatan bicara tentang ‘indonesia’-- masalah apa yang ingin dia sampaikan ? “Listeners, masih ada nggak sih yang sedih ketika ada berita Pertamina rugi sekian trilyun akibat korupsi ? Masih ada nggak yang trenyuh ketika ada sebuah daerah yang selama 60 tahun sama sekali belum tersentuh pembangunan ? Masih ada nggak yang meneteskan air mata mendengar ada direktur BUMN menolak menerima mobil dinas dan memilih naik angkutan umum (atau justru mengatainya goblok) ? Listeners, selama anda bisa mendengar siaran saya, saya anggap anda termasuk sebagian orang indonesia yang masih bisa menikmati sedikit kemewahan kelas menengah. Saya mengajak anda semua untuk terlibat aktif dalam Gerakan Memberi Setiap Hari. Anda mau menyisihkan Rp 500 perak, boleh anda berikan pada pengamen jalanan. Tolong jangan berpikir apakah pemberian itu berakibat positif atau negatif pada si pengamen, memberi ya memberi. Kalau anda menolak memberi uang, berilah perhatian. Ajak si pengamen makan malam bersama di restoran, tanya mengenai keluarganya, kapan terakhir masuk sekolah. Setiap hari memberi. Kalau anda benar-benar ingin terlibat, tolong catat itu di agenda. Hari ini memberi apa kepada siapa, besok memberi apa kepada siapa. Terserah kalau ada yang menganggap ini ide konyol. Persetan dengan idiom: berilah kail, jangan ikan. Terserah anda mau memberi kail atau ikan. Dua-duanya berguna. Listeners, jangan gunakan rasio dalam memberi. Rasio hanya membuat Anda menunda memberi. Rasio punya banyak alasan untuk mencegah seseorang memberi. Listeners..... selamat memberi. Merdeka !”
Aryo menarik napas lega. Kata-katanya tadi adalah peresmian Gerakan Memberi Setiap Hari untuk dirinya sendiri. Nanti sore dia menyisihkan uang Rp. 20.000 untuk mengganti kran air yang sudah rusak di musholla sebelah rumahnya. Besoknya lagi mengumpulkan majalah-majalah bekas untuk taman bacaan di TPA Bantar Gebang. Besoknya lagi.....
Menjelang 17 Agustus. Ada baiknya kita bicara tentang ‘indonesia’. Apalagi hari ini cukup bersejarah karena terjadi penandatangan nota kesepahaman antara RI dan GAM. Tapi apakah ini keberhasilan ? Masih mungkinkah ini disebut keberhasilan jika kita memberi konsesi begitu besar pada GAM (bayangkan, GAM mendapatkan 70% dari hasil perekonomian Aceh) ?
Jika ini bukan keberhasilan, keberhasilan apa yang bisa disebut sepanjang 60 tahun Indonesia merdeka ? . Jadi ingat karikatur Sukribo di KOMPAS “60 tahun jadi negara merdeka, panjat pinang hadiahnya tetap saja ember !!!”
Aryo duduk memandangi mic. Alangkah enaknya jadi anak-anak. Peringatan kemerdekaan tak lebih karnaval dengan kostum warna-warni. Tidak dipusingkan dengan naiknya harga minyak mentah, utang luar negeri, angka kriminalitas yang meningkat, korupsi yang makin dimaklumi eksistensinya, atau apapun namanya. Sampai sekarang pun masih ada karnaval. Masih ada lomba krupuk dan panjat pinangJadi, apa pedulinya sekarang ulang tahun yang ke 60, 45 atau 70 tahun.? Di ulang tahun ke berapa pun lomba krupuk dan panjat pinang dijamin tetap ada.
Aryo masih memandangi mic. Jika dia diberi kesempatan untuk bicara --sebagai satu-satunya kesempatan bicara tentang ‘indonesia’-- masalah apa yang ingin dia sampaikan ? “Listeners, masih ada nggak sih yang sedih ketika ada berita Pertamina rugi sekian trilyun akibat korupsi ? Masih ada nggak yang trenyuh ketika ada sebuah daerah yang selama 60 tahun sama sekali belum tersentuh pembangunan ? Masih ada nggak yang meneteskan air mata mendengar ada direktur BUMN menolak menerima mobil dinas dan memilih naik angkutan umum (atau justru mengatainya goblok) ? Listeners, selama anda bisa mendengar siaran saya, saya anggap anda termasuk sebagian orang indonesia yang masih bisa menikmati sedikit kemewahan kelas menengah. Saya mengajak anda semua untuk terlibat aktif dalam Gerakan Memberi Setiap Hari. Anda mau menyisihkan Rp 500 perak, boleh anda berikan pada pengamen jalanan. Tolong jangan berpikir apakah pemberian itu berakibat positif atau negatif pada si pengamen, memberi ya memberi. Kalau anda menolak memberi uang, berilah perhatian. Ajak si pengamen makan malam bersama di restoran, tanya mengenai keluarganya, kapan terakhir masuk sekolah. Setiap hari memberi. Kalau anda benar-benar ingin terlibat, tolong catat itu di agenda. Hari ini memberi apa kepada siapa, besok memberi apa kepada siapa. Terserah kalau ada yang menganggap ini ide konyol. Persetan dengan idiom: berilah kail, jangan ikan. Terserah anda mau memberi kail atau ikan. Dua-duanya berguna. Listeners, jangan gunakan rasio dalam memberi. Rasio hanya membuat Anda menunda memberi. Rasio punya banyak alasan untuk mencegah seseorang memberi. Listeners..... selamat memberi. Merdeka !”
Aryo menarik napas lega. Kata-katanya tadi adalah peresmian Gerakan Memberi Setiap Hari untuk dirinya sendiri. Nanti sore dia menyisihkan uang Rp. 20.000 untuk mengganti kran air yang sudah rusak di musholla sebelah rumahnya. Besoknya lagi mengumpulkan majalah-majalah bekas untuk taman bacaan di TPA Bantar Gebang. Besoknya lagi.....
Comments:
Post a Comment