Thursday, March 03, 2005
“D”
Sudah lama tidak bermain huruf. Huruf D sudah lama menunggu. Kata apa ya ? Mmm...DIAM. Makna sebenarnya nanti dicek lagi di kamus. Berdasarkan pengertian umum, diam bermakna tidak melakukan apa-apa. Dalam pengertian sehari-hari, kata diam cukup kontekstual. Tidak selalu bermakna negatif. Tetapi juga tidak serta-merta bermakna positif. Coba perhatikan kalimat ini “Bejah ternyata menikah diam-diam” dan “Terpidana bom Bali, Utomo Pamungkas alias Mubarok, melakukan aksi diam dalam sidang Abu Bakar Ba'asyir yang digelar Kamis.”
Dalam kalimat terakhir kata diam ternyata bisa menjadi bentuk perlawanan. Diam tidak lagi berbuat apa-apa. Diam menjadi bagian sebuah perbuatan. Diam bagian dari berbuat sesuatu. Kalau orang sok berfilsafat mungkin bisa bilang “antara bertindak dan tidak bertindak, bukankah tidak bertindak termasuk bertindak juga ?” Rumit ? Filsafat dan permainan kata seringkali tidak bisa dibedakan. Seperti “tidak berpikir pun sebenarnya adalah berpikir.”
Lupakan dulu filsafat atau permainan kata. Kita coba mengeksplorasi kemungkinan positif dari diam. Ketika seseorang membutuhkan ketenangan, diam mutlak dibutuhkan. Dalam pelajaran meditasi yang diajarkan Luh Ketut Suryani, seseorang yang baru belajar meditasi harus berusaha diam 100%. Tidak ada gerakan sedikit pun kecuali bernapas. Bahkan ketika nyamuk menggigit dan gatal, usahakan jangan bergerak (“gatal tidak akan membuat kita mati” begitu kata Bu Luh). Alasannya, dalam raga yang 100% statis diharapkan akan muncul keheningan.
Aryo pernah mencoba ini dalam lama-lama ia setuju. Mungkin ada penjelasan ilmiah. Aryo mencoba berspekulasi: dengan tidak adanya gerakan sama sekali, otak pun akan istirahat total karena sama sekali tidak memproses perintah atau pikiran apapun. Dari situ baru muncul keheningan.
Ini kemungkinan pertama dari bentuk positif diam. Yang kedua, diam dibutuhkan ketika arus begitu beracun dan menyesatkan. Dalam kondisi sosial negeri ini sekarang ini, diam adalah kebajikan. Diam berarti tidak ikut korupsi. Diam berarti tidak ikut-ikutan memaksa meminta bagian komisi. Diam berarti tidak terseret arus ingin cepat kaya. Diam adalah batu besar di tengah sungai. Posisi dan kondisinya tidak memungkinkan batu bersahabat dengan sungai. Ia terus didesak. Ia terus digerus. Sedikti demi sedikit ia pasti tergores dan luka. Tapi tetap SIKAP di atas segala-galanya.
Kesimpulan Aryo, diam memang berbuat sesuatu. Tanpa peduli ini termasuk filsafat atau permainan kata.
Sudah lama tidak bermain huruf. Huruf D sudah lama menunggu. Kata apa ya ? Mmm...DIAM. Makna sebenarnya nanti dicek lagi di kamus. Berdasarkan pengertian umum, diam bermakna tidak melakukan apa-apa. Dalam pengertian sehari-hari, kata diam cukup kontekstual. Tidak selalu bermakna negatif. Tetapi juga tidak serta-merta bermakna positif. Coba perhatikan kalimat ini “Bejah ternyata menikah diam-diam” dan “Terpidana bom Bali, Utomo Pamungkas alias Mubarok, melakukan aksi diam dalam sidang Abu Bakar Ba'asyir yang digelar Kamis.”
Dalam kalimat terakhir kata diam ternyata bisa menjadi bentuk perlawanan. Diam tidak lagi berbuat apa-apa. Diam menjadi bagian sebuah perbuatan. Diam bagian dari berbuat sesuatu. Kalau orang sok berfilsafat mungkin bisa bilang “antara bertindak dan tidak bertindak, bukankah tidak bertindak termasuk bertindak juga ?” Rumit ? Filsafat dan permainan kata seringkali tidak bisa dibedakan. Seperti “tidak berpikir pun sebenarnya adalah berpikir.”
Lupakan dulu filsafat atau permainan kata. Kita coba mengeksplorasi kemungkinan positif dari diam. Ketika seseorang membutuhkan ketenangan, diam mutlak dibutuhkan. Dalam pelajaran meditasi yang diajarkan Luh Ketut Suryani, seseorang yang baru belajar meditasi harus berusaha diam 100%. Tidak ada gerakan sedikit pun kecuali bernapas. Bahkan ketika nyamuk menggigit dan gatal, usahakan jangan bergerak (“gatal tidak akan membuat kita mati” begitu kata Bu Luh). Alasannya, dalam raga yang 100% statis diharapkan akan muncul keheningan.
Aryo pernah mencoba ini dalam lama-lama ia setuju. Mungkin ada penjelasan ilmiah. Aryo mencoba berspekulasi: dengan tidak adanya gerakan sama sekali, otak pun akan istirahat total karena sama sekali tidak memproses perintah atau pikiran apapun. Dari situ baru muncul keheningan.
Ini kemungkinan pertama dari bentuk positif diam. Yang kedua, diam dibutuhkan ketika arus begitu beracun dan menyesatkan. Dalam kondisi sosial negeri ini sekarang ini, diam adalah kebajikan. Diam berarti tidak ikut korupsi. Diam berarti tidak ikut-ikutan memaksa meminta bagian komisi. Diam berarti tidak terseret arus ingin cepat kaya. Diam adalah batu besar di tengah sungai. Posisi dan kondisinya tidak memungkinkan batu bersahabat dengan sungai. Ia terus didesak. Ia terus digerus. Sedikti demi sedikit ia pasti tergores dan luka. Tapi tetap SIKAP di atas segala-galanya.
Kesimpulan Aryo, diam memang berbuat sesuatu. Tanpa peduli ini termasuk filsafat atau permainan kata.
Comments:
Post a Comment