html> SANG PENYIAR <$BlogRSDURL$>

Tuesday, April 06, 2004

SAKIT
Aryo baru sembuh dari sakit. Sudah lama tidak hadir di studio. Ada yang sangat dirindukan. Cuap-cuap di depan corong. Bisa membicarakan apa saja, tentang apa saja. Mendengar berbagai komentar, yang kadang-kadang terdengar sangat bodoh. Tapi Aryo selalu menganggap itu sebagai ujian kesabaran. Bukankah itu kesabaran namanya kalau kita berusaha menahan diri untuk berkomentar apapun mendengar suatu opini yang bodoh atau bahkan salah ?
Selama sakit Aryo banyak membaca buku. Salah satunya adalah Menikmati Filsafat melalu Film-Film Science Fiction. Aryo mulanya tidak yakin buku ini bermutu. Apalagi terjemahan, tahu sendiri lah mutu terjemahan kita sering kali justru membuat kita jadi lebih pusing membacanya. Tapi berbeda dengan kasus ini. Aryo sangat menikmati. Ada beberapa poin yang masih bisa diingat. Terutama bagian mengenai determinisme. Pembahasan mengenai determinisme ini bertumpu pada film Minority Report yang cerita garis besarnya adalah usaha untuk meramalkan terjadinya kejahatan.
Kembali ke determinisme. Selama ini Aryo berpandangan bahwa determinisme adalah paham yang menerima kejadian apapun dengan kepasrahan mutlak. Ternyata jalan pikirannya bukan begitu. Determinisme mengacu pada pandangan bahwa semua hal mempunyai sebab. Segala tindakan kita pun mempunyai sebab. Oleh karena itu adalah nonsense bahwa kita memiliki “kebebasan memilih”. Tidak ada yang bebas jika semua punya sebab. Tindakan Aryo menulis tidak semata-mata karena Aryo bebas menentukan dirinya menulis atau tidak menulis. Aryo menulis ini karena ada sebab lain, misalnya Aryo merasa perlu untuk mengungkapkan sesuatu setelah sekian lama terpendam. Mungkin juga karena di dalam lubuk hati Aryo ada keyakinan untuk terus menjaga disiplin menulis. Jadi, tindakan Aryo menulis tidaklah mutlak akibat pilihan bebas dia. Sulit dipahami ? Hehehe….
Aryo kemudian beralih ke arah pilihan kawin atau tidak kawin. Benarkah seseorang punya kebebasan mutlak untuk memilih antara kawin, kawin nanti atau tidak kawin. Jika ketiga-tiganya adalah sesuatu yang disebabkan oleh sesuatu yang sebelumnya terjadi, apakah benar kita berada dalam situasi yang bebas memilih di antara ketiganya ?

Comments: Post a Comment

This page is powered by Blogger. Isn't yours?